2.12.08

influenza

Untuk kesekian kali aku harus menanggung kiriman virus yang tak kuketahui juga darimana asalnya. Entah mengapa tubuh ini begitu lemah untuk menangkal serangan virus ini. aku mulai menyadari diriku sangat gampang sakit akhir-akhir ini. mulai gampang influenza dan yang pastinya virus ini tidak hanya menyerang organ pernapasanku. Ia akan melanjutkan perjalanannya di organ tubuhku yang lain, seperti kepala dan leher. Kalau aku sudah mendapat virus ini, tubuhku harus siap menahan sakit yang luar biasa mendera kepalaku. Seperti hari ini. aku harus mengalah dengan virus ini. memutuskan tidak beraktivitas di luar rumah dulu. Memilih meringkuk di depan tv menemani kaka ammi mengeloni afif.
Membuatku tidak keluar rumah adalah bentuk negoisasiku dengan virus ini, tapi masih bisa kumaafkan. Namun, mencium bahkan untuk mendekat dengan afif saja adalah kesalahan yang harus virus ini tanggung jika aku sembuh. Sejak influenza dua hari lalu aku dilarang keras mendekat dengan afif. Sangat rentan baginya untuk menanggung virus ini di tubuhnya sementara organ pernafasannya belum sempurna. Ini yang kudapat dari kakakku. Namun, naluri tante (baca: predator) seakan mengkhianati janjiku pada bundanya untuk tidak mendekat. Kucoba mencari perhatian bundanya supaya aku diizinkan untuk menidurkannya di ayunannya. Melihatnya melalui kelambu ayunannya sudah sangat cukup bagiku. Kadang-kadang aku mulai membuka kelambunya dan mendaratkan mukaku ke bagian perutnya.
Intinya sangat susah melepaskan diri dari muka polos afif yang sudah beranjak satu bulan. Ah, aku ingin cepat menghilangkan virus ini dari tubuhku. namun, bagaimana bisa? Bapak, kaka ammi, serta kaka yaya sampai memarahiku karena keras kepalaku tidak ingin menenggak obat. Aku malas memasukkan zat-zat kimia yang diklaim bisa menyembuhkan influenzaku dari tubuhku. aku tidak suka minum obat. Kubiarkan tubuhku merasakan sakit supaya aku bisa lebih menghargai kesehatan.

hari ini part. II

Usai sudah perjalanan akademikku di kampus merah. hari ini aku sudah melewati tahap akhir studiku di sebuah ruangan milik jurusan politik pemerintahan yang berukuran 4×5 m.
Waktu seakan berputar sendiri. Aku tak ingat betul kronologisnya hingga akhirnya aku sampai di ruangan itu. Apa yang terjadi adalah kepingan yang tak tergabung di otakku. Yang kuingat hanyalah ketakberdayaanku untuk menyelesaikan skripsiku. Ini didukung dengan kapasitas ilmuku yang tidak seberapa untuk sesuatu yang sangat susah. Di kala teman-temanku sudah selangkah lebih dariku, aku hanya mengamati irama semangat mereka dari jauh. Tak mampu mengikuti bahkan mengimbangi. Sempat tebesit di benakku untuk mengalah dan memilih tahun depan menyelesaikan skripsi ini.
Sewaktu tangki semangatku sudah penuh, aku pun harus diperhadapkan dengan realitas bahwa semiotika bukanlah sesuatu yang sangat mudah. Dia perlu dipahami dengan proses waktu yang cukup lama dan kesabaran yang tinggi dari peneliti. Itu yang kudapat dari Barthes di buku mitologinya. Ini yang makin membuatku berdamai dengan realitas.
Namun, kucoba berjalan perlahan, mengerjakan apa yang bisa kukerjakan, membaca apa yang bisa kupahami, dan meluangkan waktu untuk berdiskusi Hingga semuanya bisa tersusun dalam sebuah skripsi Representasi Poligami dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Sebuah Studi Semiotika Film).
Hari ini perjalanan akhir akademikku di kampus merah. Sewaktu perjalanan menuju kampus tak sesekali aku mengamati bayangan diriku di cermin becak dan angkot yang kutumpangi. Bukan hanya di cermin, melainkan juga di jendela angkot atau di layar hpku untuk memantapkan penampilanku. Untuk hal ini memang aku sangat perhatian. Jauh sebelum aku ujian, aku sudah men-carter pakaian dan rok dwi serta high heels-nya wie2. Buktinya, kata teman-temanku aku terlihat cantik hari ini walaupun harus jujur bahwa apa yang melekat di badanku bukanlah milikku. hhi
Hari ini perjalanan akhir akademikku di kampus merah. Syukur Alhamdulillah semuanya bisa kulewati. Menjawab cercaan pertanyaan dari dosen pengujiku. Satu per satu mereka melayangkan pertanyaan yang aku tak tahu darimana mereka mendapatkan pertanyaan-pertanyaan itu. Mungkin mereka tidak membaca skripsiku yang sudah berada di tangannya sehari sebelum aku ujian. ada ketidakadilan yang kuterima di sini. Berhadapan dengan dosen penguji yang tidak satu pun menguasai semiotika dan menjawab pertanyaan mereka yang sama sekali tidak mempertanyakan isi skripsiku. Sesungguhnya bukan ini yang kuharapkan. Kemudahan yang kuterima seakan tidak seimbang dengan apa yang kukerjakan.

Atau inikah bentuk keadilan dari-Nya melihat jatuh bangunku mengerjakan skripsi ini? wallahu alam.

hari ini part. I

Hari ini adalah hari yang sangat kutunggu karena menjanjikan sebuah tiket masuk ke baruga.
Hari ini adalah hari titik kulminasi kerja kerasku.
Hari ini aku akan mempertanggungjawabkan segala hal yang telah kujanjikan sewaktu seminar proposal bulan September lalu.
Karena hari ini aku ujian.
Menghadapi lima penguji dengan isi kepala yang berbeda-beda.
Mereka akan menyerangku dengan peluru-peluru pertanyaan yang sudah mereka persiapkan
Dan, Hari ini pukul 01.00 aku masih terjaga
Hari ini untuk kali pertama lagi aku melakukan ritual ini.
Bersujud dan memohon kepada-Nya agar aku dimudahkan dan dilancarkan dalam menghadapi ujian ini.


Hari ini tanggal 27 November 2008 pukul 01.33.

8.11.08

injury time..

"kapanko diselamati kau iyah?" tanya seniorku di suatu siang
aku sudah mulai terbiasa dengan pertanyaan yang intinya sama saja kalo kita bertanya, "kapanko ujian??" ato "sampe manami skripsimu?"..
telingaku sudah terbiasa mencerna pertanyaan2 spt itu yang akan bermuara ke kata sarjana..
memperoleh gelar universitas adalah mimpi terbesarku yang harus aku realisasikan tahun ini.
walau pluit injury time sudah dibunyikan, entah mengapa kaki ini sangat sulit bergerak, berlari bahkan untuk mendekati kotak penalti pun aku tak kuasa..

6.5.08

Kasihan!!

“jangan ambil semuanya. Korbankan salah satunya saja,” wejangan salah satu teman penumpangku ke temannya pada suatu siang..

kayaknya nasihat seorang teman penumpang di angkot itu juga sangat pas ditujukan padaku. Aku sadar banyak sekali yang harus kutunaikan saat ini. Tapi aku ragu apakah aku mampu meng-handle semuanya?

Tugas akhirku, baktinews yang siap recording, dan jadwal mengajar super intensif yang sangat menyita waktuku..

Aku harus mengorbankan salah satunya karena aku tidak mampu mengerjakan semuanya..saat ini tugas akhirku sangat menginginkan perhatian. Yah, mungkin dia iri dengan JILC karena waktu dan perhatianku sebagian besar terpusat di sana.

Prihatin juga lihat sikapku. Lebih memilih memperkaya diri dengan materi daripada ilmu.

5.5.08

Hari pertama di bulan kelahiranku

semua instansi meliburkan pekerjanya hari ini, kecuali pusat pertokoan dan tempat kerjaku, yaitu JILC dan baKTI..padahal, di kantor mereka memiliki kalender yang sama dengan instansi lainnya. May 1st, Ascension Day of Jesus Christ, berwarna merah, penanda kalau kantor ‘beristirahat’. Untungnya hari ini aku tidak memiliki kewajiban yang harus kutunaikan di JILC.
Sejak kemarin, aku memang berniat untuk absen lagi dari rutinitas baKTI yang sudah dua bulan kulakoni. Ada hal yang lebih mendesak untuk kuselesaikan. Namun, niatku kayaknya sudah terbaca oleh ka kiko. Kemarin dia memberitahuku kalau kantor tidak libur hari ini.. Padahal, sebagian besar karyawan baKTI nasrani. Dan hari ini adalah harinya umat nasrani.

Seperti biasa pukul 08.30 aku sudah siap berangkat ke baKTI. Sempat kulirik ebho yang masih memeluk guling kesayangannya. Iri melihatnya, bisa bermalas-malasan hari ini. Kumelangkah meninggalkan rumah dan menyadari mungkin hanya aku yang beraktivitas pagi ini. Pagar-pagar tetanggaku masih tertutup rapat, kendaran mereka pun belum keluar dari teras rumah, masih tertidur sama seperti si pemiliknya.
Jalanan begitu sunyi. Hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang, termasuk angkot yang kutumpangi.. Toko-toko belum terlihat beraktivitas. Mereka masih memamerkan besi-besi yang berwarna-warni yang bertugas melindunginya dari serangan pencuri. Angkot yang akan membawaku pun tidak begitu sesak oleh penumpang, hanya ada aku dan tiga penumpang lainnya yang memakai jasanya pagi ini.
Pukul 09 lewat aku sudah berada di kantor ini. “selamat pagi!” sapa sekuriti. Kubalas sapaannya plus dengan senyuman manisku. Dengan iseng aku melontarkan pertanyaan, ”nda liburki?”
Menanggapi pertanyaan konyolku dia pun menjawab, ”bisanya itu! Kita’ liatma’ di sini!” kami pun tergelak dengan percakapan singkat itu. Aku melanjutkan langkahku ke maluku room. Kubuka ruangan ini dan sontak hawa sejuk yang ditawarkan oleh alat pendingin menyapaku. Hanya suasana dingin yang menyapaku di ruangan publikasi ini. Belum terdengar sapaan dari pemilik ruangan ini. Tumben K linda, salah satu penghuni maluku room, yang biasanya paling pagi nangkring di sini belum menampakkan batang hidungnya.
Selama 20 menit aku berteman dengan diam dan hawa dingin, k linda pun muncul di balik pintu. ”pagi, icha!” sapanya. ”pagi, kak!”balasku. Menyapa adalah laku yang menjadi kebiasaan di kantor ini. kita bisa merasakan kehangatan dan keramahan dari sang penyapa. Dan darinya pula, kita bisa melanjutkan komunikasi yang lebih lanjut dan membina sosial yang lebih baik.
Seperti biasa k linda yang duluan mengajakku terlibat dalam percakapan. Mengkritik keberadaan kita di kantor di hari libur, mengomentari aktivitas jalanan yang begitu lengangnya pagi ini, dan lain-lain.
Kami pun larut dalam perbincangan yang tidak seperti biasanya. Maklum, orang-orang di sini sangat work holic. Mereka jarang terlibat bercakap begitu lama, kecuali pada saat mereka kumpul di dapur ketika jam makan siang.
Oh iya, aku juga baru tahu bahwa k canu, editor baKTInews, hari ini berulang tahun. Mereka pun mendesak meminta traktiran darinya. Setelah proses pembujukan yang cukup lama, k canu harus mengalah, padahal k canu berencana menggabungkan perayaan hari kelahirannya pada satu acara saja bersama ibu susan dan k linda yang juga berulang tahun di bulan ini.
Selang beberapa waktu kemudian, kami sudah duduk manis di dlam innova. Seperti biasanya, penentuan tempat makan menjadi perdebatan kecil di antara mereka. Aku terserah saja, yang penting gratisan. Hhe.
Ada yang menawarkan tempat di daerah bilangan perintis, panakukang, penghibur, dll. Dan pada akhirnya, mereka pun lari ke tempat biasanya, mall ratu indah. Memilih yang lebih dekat karena mereka sadar masih memiliki banyak kerjaan yang belum terselesaikan. Aneh!!waktu makan siang saja masih sempat memikirkan kerjaan!
Mobil yang membawa kami pun tiba di daerah parkiran mari. Kami pun beranjak masuk ke pusat pertokoan itu. Ramai sekali di sana. Maklum hari ini kan tanggal merah, sebagian masyarakat memilih memusatkan aktivitasnya di mall ini..
Kupikir k canu akan membawa kami ke samudra. Kuikuti langkah mereka yang dipimpin oleh k canu menuju ke pintu utama mall. Dan, aku pun sudah berada di black canyon bersama mereka. ”Mauki makan apa di sini?” tanyaku dalam batin. gambar nasi goreng, spageti, dan makanan berat lainnya menjawab pertanyaanku.
Tempat ini sangat asing bagiku karena baru kali pertama kupijakkan kakiku di sini. Kasihanku deh..bingung mau milih makan dan minum apa karena kupikir kita hanya dapat menikmati suasana dalam aroma kopi di sini. Menu yang terlampir dalam buku pesanan kubaca satu-satu. Hampir semua menu tidak kukenal. Untung mereka disertai oleh visual yang bisa membawaku berimajinasi betapa enaknnya mereka. Setelah khatam dengan buku pesanan, aku pun memilih makanan dan minuman ’pasrah’. Nasi goreng dan air putih. ”icha, kau pesan air putihkah?” tanya k canu dengan logat malukunya. ” iya, kak.” jawabku.. Mereka sempat heran dengan pilihanku. Yah, aku pilih aman saja..kalau pilih yang aneh-aneh, nanti tidak kenyang.

Sambil menunggu pesananku, aku mengedarkan pandanganku ke setiap meja. Aku pun bermain dalam benak serta berusaha menyamankan diri. Cobanya sama ana dragon di sini, suasananya pasti beda...
Nasi goreng tom yam yang kupesan pun kini hadir di hadapanku. Aku menyelam pada rasa pedas asin di setiap bulirnya plus dengan tiga ekor udang goreng. Sesekali kulirik pesanan mereka. Aku tertarik pada minuman k kiko dan k hasna. Nda kutahu apa namanya..

Kayaknya suatu saat aku harus mengajak ana dra9on ke sini..tapi, bayar sendiri nah..hhe


P.S. hepi b’day k canu..terima kasih telah mengenalkan black canyon denganku.

29.4.08

Apa kabarmu malam ini?

Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini rinduku menggila. Sangat liar dan sangat susah kujinakkan. Dan setiap kali aku kalah dengan rindu, aku hanya bisa membiarkan aliran sungai kecil itu membasahi pipiku. Sama seperti malam ini.
Dadaku sampai sesak menahan hempasan rindu yang datang. Membuat air mataku mengucur lebih deras. Namun, aku sangat menikmatinya. Membiarkan kenanganmu bertebaran, seperti benda-benda langit menyebar di malam jernih.



apa kabarmu malam ini?


aku sangat memikirkanmu malam ini
Aku sangat merindukanmu, mama..


290408
23.12

What a wonderful day...

Setelah menghadiri seminar nasional, aku dan teman-teman bergerak memasuki pelataran kampus. Menjalankan misi selanjutnya yaitu menginvasi pasar.
Berlama-lama di pasar adalah ritual kami. Aku merasa saat ini tempat inilah paling nyaman. Bisa bercengkrama dengan dra9on sambil bernostalgia (deh, tua maki ternyata...). Aku seperti menemukan bagian yang hilang ketika menghabiskan waktu bersama mereka.
Ketika mereka menghubungiku untuk menghadiri follow up figur teman-teman ’07, aku pun bergegas meninggalkan skrip BN. Riri riza, i’m coming, hhe...

Aku mengakui kalau acara ini menarik. Ada kak mul sebagai praktisi, A. Makmur Makka dari media watch Habibi Centre, Pak Aswar Hasan dari KPID, dan bang Arqam Azikin sebagai pengamat sosial politik. Mereka memiliki pandangan tersendiri tentang fungsi edukasi suatu media.
Namun, yang menjadi wacana sore ini sama teman-teman bukanlah fungsi edukasi media, melainkan sikap ekstrim bang Arqam terhadap film Ada Apa dengan Cinta yang sutradaranya adalah orang yang paling ditunggu-tunggu dalam seminar ini.
menurut Taro, bang Arqam sempat kesal dengan panitia, mengapa tidak dipanelkan dengan Riri Riza dalam seminar ini.
Kami sepakat, bang Arqam 'sungguh terlalu' mengkritik Riri Riza. Memang sih, apa yang bang Arqam itu benar, tapi dia hanya melihat sisi negatifnya. Apalagi cara penyampaiannya yang terlalu kasar.
Setiap orang pasti tersinggung jika karyanya dikritik. karena sama saja mengkritik buah dari gagasan sang pemilik.

terlepas dari kritik dan mengkritik, temanku, dwi, senang sekali hari ini. dia berhasil merengkuh 'pencapaian',
foto bareng dengan riri riza...
aku dan darma hanya bisa mengamati dari jauh antusiasnya menembus puluhan remaja lainnya yang ingin juga merekam pertemuannya dengan riri riza dengan sebuah kamera.

namun, aku tidak buruk-buruk amat hari ini. walaupun tidak bisa menampilkan sebuah frame yang didalamnya ada riri riza dan aku, aku bisa mengantongi gelas coca cola, salah satu sponsor seminar ini. hhhaaaaaaaaaaaaaa

room c, 290408
20.15

....

Sang raja siang menjalankan tugasnya dengan baik hari ini. Sama seperti kemarin-kemarin, dengan setianya dia memancarkan cahaya.
Hawa panas langsung menyelimuti tubuhku ketika kumelangkah meninggalkan bank. Lebu pun tidak mau kalah! Menempel sesukanya di tubuhku.
Lupa mengambil payung. Itu kesalahan pertama yang langsung kuingat. Belum lagi cardigan hitam yang kukenakan. Bukannya melindungi malah membuat tubuhku makin tidak nyaman saking panasnya.

Aku pun larut dengan rasa ketaknyamanan ini. Sambil merenungi sifat jelekku yang tak tahu kapan akan pergi meninggalkanku. Mungkin inilah yang menjadikanku tidak berkembang.
aku benci dengan sifat pelupaku. Buku rekeningku yang sudah setahun tidak kutemukan. Dan sekarang kode rahasia atm-ku pun lenyap dari ingatanku.
Entah sejak kapan ’penyakit’ ini kuidap? Ataukah penyakit ini memang normal diderita oleh usia sepertiku? Padahal usiaku baru 22 tahun. Belum tua-tua amat! Namun, otakku sepertinya sudah pikun.

280408

Welcome to the club, teman!!

Awalnya, aku sangat tidak yakin melontarkan judul yang akan kuambil kepada seniorku. Aku hanya berani menuliskan judulku di secarik kertas. Menunggu responnya dan ternyata dia sangat apresiatif.

Responnya membuat rasa percaya diriku berkobar lebih deras. Menderu, menghentak rasa keingintahuanku. Ingin menelusuri labirin pengetahuan yang belum pernah kusentuh. rasa optimis yang selama ini mengendur kini menebal. Membiarkannya masuk mengisi rongga yang selama ini berisi pesimis. Membiarkannya mengganti rasa pesimisku menjadi rasa yang lebih nikmat, optimis.
”Kau bisa kalau kau yakin bisa melakukannya. Karena alam semesta akan bersekutu membantumu, mewujudkan apa yang kau inginkan.”
Aku percaya akan kekuatan adagium tersebut. Sama percayanya akan kemampuanku mengerjakan tesis ini.

Sontak indera pendengaranku mencerna bisikan temanku..

”welcome to the club, teman!!”
260408

20.4.08

4 things he prefers to computer

Hampir semua ana dra9on memiliki laptop. Melihat progress mereka, aku pun iri. Mengajukan proposal ke kakak laki-lakiku. Isinya meminta dana hibah yang cukup untuk membeli 1 unit laptop.


Alas an memilih laptop:
· Praktis, bisa dibawa-bawa..
· Bisa online gratis di kampus..secara juga rumah tidak memiliki akses internet..
· Kondisi kamar yang tidak memungkinkan..terlalu sempit kalau ditambah meja lagi untuk menyimpan 1 unit komputer
· Memudahkan dalam penyusunan skripsi (ngarang!!)

4 alasan kaka unru memilih computer daripada laptop:
· Komputer lebih tahan lama..melihat kelincahan tanganku alias keteledoranku, laptop pasti tidak bertahan lama di tanganku...
· Komputer bisa digunakan oleh semua orang di rumah..melihat keegoisanku dalam memiliki sebuah barang..
· Sudah ada dua laptop di rumah, yaitu punya kak adi, kakak iparku, dan bapak..sedangkan komputer di rumah sudah lama digudangkan..jadi, butuhnya memang komputer!!
· Akhirnya, printer memiliki rumah tinggal yang tetap..tidak perlu nomaden lagi dari kamar ke kamar..


Setelah beberapa hari beradu argument dengan kakakku, akhirnya aku mengalah..
memilih dibelikan komputer...hhiikksssss

Believe or Not??

UAN da siap?

Jika g lulus, gimana sikap ortu, tmn2, & tetanggamu?
Selain belajar, Qta hrus berdoa.
Kirim pesan ni ke-10 org coz doa 10 org cepat dikabulin.
Jika putus, DEMI TUHAN KAMU G LULUS.
Doa Pelajar se-Indonesia.








Kirim ke 7 nomor berbeda..
Jika SMS ini putus di tanganmu, maka kamu bs gak LULUS...
Ini doa seluruh PELAJAR se-Indonesia
JANGAN DIREMEHIN!!!!

Itulah beberapa pesan pendek yang hangat dibicarakan oleh siswaku. Mereka yang sebentar lagi menghadapi ujian nasional dilema akan pesan pendek tersebut.
Beberapa siswa mem-forward pesan tersebut ke-10 temannya. Mereka percaya akan kekuatan pesan tersebut. Jika tidak meneruskan pesan itu, berarti melanggar perintah. Jika kenyataannya, mereka tidak lulus, mereka akan menyesal sekali karena tidak mengeluarkan pulsa Rp 3000 untuk mem-forward pesan tsb.
Beberapa siswaku yang lain tidak terpengaruh dengan isi pesan tersebut. Mempercayainya berarti mendahului kehendak Tuhan, takdir. Mereka percaya kalau semuanya sudah diatur oleh-Nya. Mem-forward atau tidak bukan indikator yang menentukan mereka lulus..
Siswaku yang lain, lebih memilih menghapus pesan tersebut. Menganggap tidak pernah menerima pesan itu. Jadi, tidak ada beban meneruskan atau tidak pesan tersebut..

Perbedaan perspektif terhadap pesan tersebut sangat wajar. Namun, kebanyakan dari penerima pesan tersebut tidak mau mengambil risiko. Lebih baik meneruskan pesan tersebut ke temannya daripada tidak didoakan tidak lulus UAN. Seandainya aku di posisi mereka, aku pun akan lebih memilih meneruskan pesan tersebut ke-10 nomor berbeda. Cari aman saja, hhe..
UAN setiap tahunnya menjadi momok bagi siswa. Masalah UAN tahun lalu masih segar diingatanku. Beberapa siswa yang tidak lulus mengadakan aksi di jalan untuk mempertimbangkan keputusan pemerintah. Tidak sedikit public figur ikut dalam aksi tersebut. Prihatin kepada pemerintah yang menilai kecerdasan siswa dari tiga mata pelajaran yang diujikan.
Tidak lulus UAN berarti harus menganggur selama setahun agar bisa ikut ujian masuk perguruan tinggi. Karena mengharapkan solusi pemerintah yaitu ujian paket C, tetap tidak mengubah nasib mereka. Yaitu tidak bisa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Lagipula siapa yang tidak mau lulus dalam ujian nasional? Semua menginginkan yang terbaik, mengantongi ijazah SMA..
Tidak jarang, beberapa oknum mengambil kesempatan menyikapi kegelisahan siswa. Iming2 memberikan jawaban, tapi siswa harus berkorban, mengeluarkan kocek yang lumayan banyak.. Siswa yang lemah mentalnya pun akan termakan, asal mereka tidak susah2 belajar.
Anomali UAN yang lain adalah mengharapkan jawaban dari tenaga pengajar baik dari guru maupun tentor..
Ketika mengakhiri pertemuan intensif UAN Sabtu lalu, beberapa siswa mendatangiku. Mereka meminta nomor ponselku agar bisa menghubungiku jika mereka kesulitan. Parahnya, ada yang mengharap jawaban dariku.
”meneketehe, dek!!” jawabku. Tak lupa kuinformasikan kalau tentor dikarantina selama ujian berlangsung. Jadi, tidak ada akses untuk menjawab soal ujian mereka.
Kuberharap argumenku bisa membuat mereka berpikir dua atau tiga kali untuk menghubungi kami...

200408
19.45

16.4.08

Pengaruh kesehatan terhadap mahasiswa yang berperan sebagai wanita karir

Hahaha
Sindrom mahasiswa akhir yang belum punya judul skripsi. Dijadikan judul tulisan juga nda apa2 deh…

Hari ini adalah hari yang melelahkan. Kemarin juga. Dan esok juga pasti lebih melelahkan karena makin banyak tugas yang belum terselesaikan karena keseringan ditumpuk...
Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Aku bisa konsisten dengan jadwal yang telah kutetapkan kemarin. Pukul 09 lewat tiba di JILC, setor poster dan foto id yang baru, 30 menit di JILC..kupilih angkot berkode j untuk mengantarku di depan rujab gubernur. Jalan2 sedikit sampai di gedung bakti. Pukul 10.00 ada janji dengan mila dan kak kiko, membicarakan keberlangsungan bakti news on air yang akan berada di tanganku. Wish me luck, god...
Tak lama kemudian, aku berada di angkot berkode 05. dia akan membawaku ke perintis kemerdekaan, kampus universitas hasanuddin bertahta. Dalam perjalanan menuju kampus, angkotku berhenti untuk mengambil dua remaja putih abu-abu. Oh, ternyata siswaku di JILC. Banyak yang dia keluhkan dengan peraturan yang harus mereka penuhi sekarang. Mulai dari ujian nasional yang bertambah 3 mata pelajaran. Jadi, total mata pelajaran yang harus mereka lulusi adalah 6. belum lagi ujian praktik yang harus mereka jalani di sekolahnya.
”Sabar mako dek, butuh pengorbanan. Imbalan yang ko dapat esok hari adalah jerih payah yang kolakukan hari ini. So, keep study hard!” kataku bijak untuk mempertegas aku tentor yang dewasa dan bisa diandalkan. Huek!!
Aku pun larut dengan cerita yang lebih cenderung keluh kesah sebagai siswa yang akan menempuh ujian akhir. Dan konsentrasiku pun buyar ketika seorang berkemeja coklat naik ke angkot yang aku tumpangi. Postur tubuh serta wajahnya tak asing bagi mataku.
”ira?”
”hei, icha! Sudah?” katanya sambil mengacungkan telunjuknya kepadaku
Pura-pura bego padahal memang, ” sudah apa? ...”
“ujian!” serunya sambil memotong pembicaraanku.
Nda mauma pura-pura bego lagi..”not yet...”jawabku lirih, ”kamu?”
”ini masalahnya, pembimbingku lagi ngambek sama saya, so, ...”
Nda kuingat apa yang menjadi lanjutan pembicaraannya. Saat itu aku sibuk menetralisir keadaanku. Pembimbing? Judul saja belum ada!!
Aku pun terdiam. Tidak mau bertanya lebih dalam tentang tugas akhirnya. Akhirnya perjumpaan dan pembicaraan kami harus terhenti saat dia mengucapkan” kiri” di depan fakultasnya. Dan kotak besi itu pun melaju membawaku ke depan fakultas fisip.
Jadwal yang harus kutepati saat ini adalah bertemu bunda. Mencuri sebanyak mungkin pengalamannya waktu mengerjakan bakti news on air. Saran serta kritik pedas pun darinya kuterima dengan lapang dada. aku memang terbilang terlambat sadar dalam melihat sesuatu. Akhirnya, aku sadar kalau temanku memang benar. Aku lalong!!hhiikkss
Banyak sekali cerita yang mengalir sore itu. Mulai dari bakti news on air, jurnalistik, amerika, world bank, american idol, dan KESEHATAN.
Entah dari mana asalnya, kata itu menjadi topik pembicaraan kami. Mungkin ketika aku mengeluh, melihat kondisiku yang sering tidak fit. Influenza+batuk+sakit kepala sangat sering kuderita bulan ini. Kuakui aktivitasku sangat padat akhir2 ini. Siswa mau ujian nasional dan dampaknya tentor juga harus lebih kerja keras. Belum lagi tugas dari bakti yang sering sekali kutunda dalam pengerjaannya.
Aku mengutip pernyataan Indy barends ketika ditanya apa harapannya di hari kelahirannya.
”Satu yang kuminta. kesehatan. Kalau kita sehat, kita bisa melakukan aktivitas sebaik mungkin.”
Bunda pun melontarkan pernyataan yang dia kutip dari suami Mutia kasim ketika Mutia terbaring lemah di rumah sakit, ”uang bukan segalanya. Ia bisa hilang sekejap ketika harus membeli kesehatan. ”
Aku sadar akan pentingnya kesehatan. Sebuah teorinya saja. 0 untuk praktik. Aku sering tidak berlaku adil pada pemberian-Nya. Aku tidak berlaku adil pada mataku, kubiarkan mereka dalam kungkungan softlens selama hampir 12 jam tanpa membiarkan mereka bernafas sepanjang waktu itu. Aku tidak adil pada lambungku. Seenaknya memasukkan makanan pedas. Aku tidak adil pada paru-paruku. Kubiarkan dia kedinginan dengan balutan kemejaku yang tipis ketika malam hari.
Intinya, aku tidak tahu lagi nasib organ tubuhku saat aku menginjak usia 30. apakah masih bisa diajak bekerja sama untuk melakukan segala aktivitasku?
Aku berharap!

160408

14.4.08

Sebuah Pelajaran Hidup

Akhirnya...aku dapat menuntaskan bacanku. Laskar Pelangi. Sungguh cerita yang sangat mengharukan. Di dalamnya terdapat kisah 10 anak yang menamakan diri mereka sebagai laskar pelangi. Mereka yang dipertemukan di sekolah kampung yang lebih mirip dengan gedung kopra. Mereka sangat menyukai duduk di dahan filicium yang tumbuh harmonis dengan burung-burung dan memandang kagum ke arah setengah lingkaran yang berwarna-warni, pelangi. Kisah mereka penuh dengan canda, tawa, dan haru. Andrea Hirata, sang penulis kata, berhasil menyihirku untuk terus menekuni kata demi kata yang dia untai dalam laskar pelanginya.
Tak ayal, aku berhasil melahap buku tersebut dalam tempo 72 jam. Waktu yang cukup singkat menurutku. Bagaimana tidak, laskar pelangi kusisipi di antara aktivitasku yang cukup menghimpitku. Di atas angkot yang membawaku menuju JILC kusempatkan untuk menikmati karya Andrea Hirata. Sepulangnya, kubuka lagi buku cetakan ke-18 itu dan menelusuri kisah Lintang dkk.
Yah, tokoh yang paling kusukai adalah Lintang. Sosok anak yang berhasil memberikan pencerahan kepada ke-9 temannya. Dirinyalah yang membukakan mata bahwa mereka perlu memiliki cita-cita. Ia laksana teman sekaligus guru bagi teman-temannya. Di dalam tempurung kepalanya, tersimpan otak yang terus bekerja, berpikir. Semangatnya untuk belajar sangat tinggi walau ia memiliki keterbatasan ekonomi.
Namun, nasib Lintang tidak berubah. Pada akhirnya, ia menjadi lebih akrab dengan kemiskinan. Di saat ayahnya dijemput ajal, ia harus mengambil peran ayahnya selaku anak laki-laki sulung di keluarganya, menghidupi 14 perut anggota keluarga lain. Tragis!
Bagian ini membuatku terharu. Tuhan sangat tidak adil, pikirku. Ingin kuambil alih peran Andrea Hirata dalam mengakhiri kisah ini.
Aku ingin Lintang berdiri di hadapan mahasiswa. Badan tambunnya, tanda kemakmuran, dibalut oleh kemeja putih dan bersih. Berbagi ilmu dan berdiskusi dengan mahasiswa. Membantu mahasiswa menyingkap kebenaran atas ilmu fisika dan matematika. Bukan berbagi kekuatan dan menjadi buruh di PN Timah! Sayang sekali raja brana Belitong itu tidak bisa keluar dari kemiskinan, masalah global yang tak akan pernah ada habisnya untuk dicarikan solusinya.
Semangat sosok imajiner Andrea Hirata ini menginspirasiku. Semangat belajar dan terus membaca walau keterbatasan ekonomi menghimpitnya.
Dari Lintang, aku belajar bersyukur. Syukur atas keadaan orang tuaku yang bisa menyekolahkanku hingga ke perguruan tinggi. Kumengingat perkataan seniorku pada suatu sore. Lebih tepat kukatakan kuliah tentang mensyukuri hidup.
”Pernahkah kita bersyukur atas nikmat yang Dia berikan?”
”Kecilnya saja dulu, pernahkah kita bersyukur karena kita terlahir normal sehingga bisa melakukan aktivitas tanpa keterbatasan?”
”Pernahkah kita bersyukur karena hari ini kita sehat?”
Tak pernah, jawabku membatin.
Kuliahnya terus mengalir dan mengisi rongga hatiku yang sangat haus dari siraman rohani. Hatiku kering sangat merindukan kuliah yang seperti ini.
Wake up in the morning it’s not mean u must to work again. It’s mean God Loves U so much coz he gives u a chance for a life time, to let u better than yesterday!!
Atas sosok Lintang dan perkataan seniorku itu, kuberdiri dari tempat tidurku. Kutak mau kemalasan menjadi teman akrabku!! Kuberanjak ke meja belajarku yang sangat tidak karuan. Penduduknya berserakan, tidak beraturan. Buku-buku, ikat rambut, jam tangan, charger hp, kertas-kertas, botol aqua mengharap perhatianku. Kubersihkan mereka dari polesan debu. Kuambil salah satu bukuku yang memuat teori Ilmu Komunikasi. Kubaca daftar isinya dan mencari kata semiotika.
Minatku terhadap kata itu menyeruak. Ingin kuselami ilmu itu. Semangatku untuk mengerjakan proposalku tak bisa dibendung. Biarlah harus mulai dari awal dulu. Membaca.
Jika kutersandung batu pesimis di tengah perjalananku, ku akan membaca lagi tulisan ini. Tulisan yang kubuat saat semangat menghampiriku.

140408

Aku kalah, teman!

Hanya tersenyum getir ketika melihat antusias dan semangat temanku mengerjakan proposalnya. Hari ini kumendengar dan melihat lagi semangat itu. Kata yang sudah lama kutinggalkan dan lebih kupilih untuk menguburnya dulu. Suatu saat akan kugali dan memintanya untuk menjadi temanku. Ditangan mereka tergengam pisau analisis. Alat yang mereka gunakan selain pelampung atau perahu agar bisa sampai di pulau yang mereka inginkan.
Bahkan di antara mereka ada yang berkampanye agar saya memilih dan masuk ke klub mereka. Kami memang terbagi dua kubu saat ini. Kubu studi kasus dan semiotika. Ada dwi dan darma, pioner klub studi kasus, ada were dan ema yang akan membentuk klub semiotika. Aku?
Sekali lagi hanya berusaha tertawa lepas tanpa menghiraukan dadaku yang sudah semakin sesak. Aku tidak mau membuat aliran sungai kecil di pipiku di hadapan mereka. Aku semakin kerdil di hadapan mereka jika hal itu terjadi. Aku tidak masuk di kedua kubu itu, lebih tepat bilang tidak pantas masuk kedua kubu itu!!
Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi sangat tepat untukku. Tercatat sebagai mahasiswa ilmu komunikasi pada tahun 2004, ilmuku tidak bisa disandingkan oleh teman-temanku. Lebih tepat disandingkan dengan mahasiswa baru. Bahkan tidak memungkinkan, jika ada mahasiswa baru yang lebih kuat teori komunikasinya dibandingkan aku.
Rasa malu merangsek masuk seketika. Malu melihat kapasitas otakku yang tidak dapat diandalkan.
Aku kalah, teman! Aku sangsi bisa bersama-sama kalian mengapit tangan orang tua memasuki gedung baruga sambil berkata, ”aku sarjana!”

040408

10.4.08

salam semesta

huaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!
finally, ada blogku!
kasianku deh, sebagai orang terakhir di dragon nine punya blog,,
hiks...




blogku bernama matasemesta...honestly, matasemesta pmberian temanku, dwi...
thx dwi..dia selalu saja memberikan pencerahan bagi ana dragon, termasuk aku!

tunggu cerita dari aku, yah!!!!


bye!